8.DASAR – DASAR PENGORGANISASIAN

DASAR – DASAR PENGORGANISASIAN
 A.   DEFINISI PENGORAGNISASIAN
Pengorganisasi adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam system manajemen.penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan system manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengoraganisasian yang sesuai dari sumber daya tersebut akan meningkatan efektivitas dan efisiensi dari prnggunannya.
Fungsi pengorganisasian sangat penting bagi system manajemen karena ia adalah mekanisme utama dengan mana wirausahawan mengaktifkan rencana-rencana. Pengorganisasian menciptakan dan mempertahankan hubungan atara sumber daya organisasional dengan menunjukan sumber daya mana yang akan digunakan untuk aktifitas tertentu, kapan, dimana dan bagaimana sumber daya wirausahawan didalam meminimisasi kelemahan, seperti peniruan usaha dan sumber daya organisasional yang menggangur.
Beberapa teorisi manajemen memanadang fungsi pengorganisasian demikian pentingnya, sehingga mereka menyarankan diciptakannya dan difungsikannya departemen pengorganisasian dalam system manajemen. Bidang tanggung jawab dari departemen tersebut:
1.     Pengembangan rencana-rencana pengorganisasi yang akan membuat system manajemen lebih efektif dan efisien.
2.     Mengembangkan rencana-rencana untuk memperbaiki ketrampilan manajerial yang sesuai dengan kebutuhan sistem manajemen sekarang ini
3.     Berusaha untuk mengembangkan suatu iklim organisasional yang menguntungkan dalam system manajemen

·         Proses Pengoraganisasian
Lima langkah utama dari proses pengorganisasian adalah :
1.     Tercermin dalam rencana-rencana dan tujuan-tujuan
2.     Menetapkan tugas-tugas pokok
3.     Membagi tugas-tugas pokok kedalam sub tugas- subtugas
4.     Alokasi sumber daya dan pengarah bagi subtugas-subtugas
5.     Mengevaluasi hasil dari strategi pengorganisasian yang diimplementasikan.

B.   TEORI PENGORGANISASIAN KLASIK
Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen awal mengenai bagaimana sumber daya organisasional bisa digunakan untuk pencapaian tujuan organisasi. Menurut Max Weber, komponen utama dari uasaha pengorganisasian termasuk juga prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang mendetail, suatu hirarki organisasional diuraikan dengan jelas, dan hubungan antara anggota-anggota organisasi kewirausahaan yang terutama nonperson (impersonal).
·         Struktur
Dalam suatu usaha prngorganisasian wirausahawan harus memilih suatu struktur uang sesuai. Struktur menunjuk pada hubungan yang di rancang diantara sumber daya dari system manajemen. Tujuan dari struktur adalah untuk memperlancar penggunaan tiap sumber daya, baik secara individu maupun secara kolehtif, ketika sistem manajemen ingin mencapai tujuannya.Struktur organisasi kewirausahaan terutama disajikan dengan menggunakan ilustrasi grafik yang dinamakan bagan organisasi.
Terdapat 2 tipe dasar dari struktur yang ada dalam sistem manajemen, yaitu
Struktur formal : hubungan diantara sumber daya-sumber daya organisasional seperti diuraikan oleh manajemen. Struktur formakl terutam disajiakn dengan bagan organisasi.
Struktur informal : pola hubungan yang berkembang karena keberadaan anggota organisasi informal. Struktur informal berevolusi secara alami dan cenderung didasari oleh norma, nilai, dan sosial dari individu.
C.   DEPARTEMENTALISASI DAN STRUKTUR FORMAL
Metode pembentukan hubungan formal diantara sumber daya yang paling umum adalah dengan membentuk departemen-departemen. Pada dasarnya, departemen adalah suatu kelompok sumber daya yang di bentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional. Proses pembentukan departemen dalam system manajemen dinamakan Departemenlisasi. Penciptaan departemen-departemen tersebut umumnya didasarkan pada faktor situasional seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat daerah yang diliput sasaran konsumen, dan proses yang di rancangkan untuk pembuatan produk.
·         Fungsi
Mungkin dasar bagi pembentukan departemen-departemen yang paling banyak digunakan dalam struktur formal adalah tipe fungsi yang dilaksanakan dalama system manajemen. Suatu fungsi adalah tipe aktivitas yang sedang dilaksanakan. Kategori pokok kedalam mana fungsi dibagi termasuk juga pemasaraan, produksi, dan keuangan. Struktur yang didasarkan pada fungsi mendepartementasi tenaga kerja dan sumber daya lainnya menurut tipe aktivitas yang sedang dilaksanakan. Contoh dari bagian bagan organisasi untuk organisasi hipotesis.
·         Produk
Struktur organisasi kewirausahaan yang terutama didasrkan pada produk mendepartemenlisasi sumber daya menurut produk yang dibuat. Ketika system manajemen membuat produk yang semakin banyak, semakin sulit untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas lintas produk. Pengorganisasian menurut produk memungkinkan wirausahawan untuk secara logis mengelompokan sumber daya yang perlu untuk menghasilkan tiap-tiap produk.
·         Wilayah
Struktur yang terutama didasarkan pada wilayah mendepartemenlisasi menurut tempat dimana kerja sedang dilakukan atau daerah geografis pasar dimana system manajemen dipusatkan. Ketika daerah pasar lokasi kerja meluas, jarak fisik antara berbagai tempat bisa membuat tugas manajemen menjadi sangat sulit.
·         Pelanggan
Struktur yang terutama didasarkan pada pelanggan membentuk departemen sebagai tanggapan terhadap pelanggan besar dari system manajemen. Tentu saja, struktur ini menganggap pelanggan besaer bisa diidentifikasi  dan di bagi menjadi kategori-kategori yang logis
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur Formal
Struktur formal dari system manajemen sesungguhnya tidak tetap sepanjang waktu tetapi senantiasa berubah. Empat faktor yang bisa mempengaruhi perubahan ini:
1.     Kekuatan-kekuatan pada diri wirausahawan
2.     Kekuatan-kekuatan pada tugas
3.     Kekuatan-kekuatan pada lingkungan
4.     Kekuatan-kekuatan pada bawahan

D.   PEMBAGIAN TENAGA KERJA
Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahaan. Sebagai ganti satu individu melakukan semua perkerjaan, beberapa individu melakukan bagaian perkerjaan yang berbeda dari aktivitas total.
·         Keuntungan dan Kerugian
Beberapa alasan yang umumnya diterima mengenai mengapa pembagian tenaga kerja hendaknya digunakan dalam strategi pengorganisasian yaitu :
1.     Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu, ketrampilan mereka untuk melaksanakan tugas tersebut cenderung meningkat.
2.     Tenaga kerja tidak kehilangan waktu yang berharga dalam bergerak dari satu tugas ketugas lainnya. Karena mereka biasanya mempunyai satu perkerjaan dan satu tempat untuk mengerjakan perkerjaan tersebut.
3.     Pekerja memusatkan diri pada hanya melaksanakan satu perkerjaan. Mereka sesungguhnya cenderung mencoba membuat perkerjaan tersebut lebih mudah dan lebih efisien.
4.     Pembagian tenaga kerja menciptakan situasi dimana pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana mereka melaksanakan bagian tugas dan bukannya proses keseluruhan produk, oleh karena itu, tugas mengenai pengertian terhadap tugas mereka tidak begitu menjadi beban.
 Akan tetapi, argumen juga dikemukakan bahwa tidak perlu digunakan pembagian tenaga kerja dan spelisasi yang ekstrim. Secara keseluruhan argumen tersebut menyatakan bahwa keuntungan dari pembagian tenaga kerja hanya dipusatkan pada efisien dan manfaat ekonomi dan mengabaikan variabel manusia. Kerja yang sangat terspelisasi cenderung menjadi sangat membosankan dan karena itu biasanya menyebabkan tingkat produksi menjadi turun.
E.   HUBUNGAN SKALAR
Pertimbangan utama keempat dari suatu usaha pengorganisasian adalah hubungan skalar. Hubungan skalar menunjuk pada rantai komando. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan bahwa derajat kekuasaan individu semakin berkurang menurut posisi relative individu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relative individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dia miliki.
Konsep hubungan skalar, atau rantai komando adalah hubungan dengan konsep kesatuan perintah. Konsep kesatuan perintah menyatakan bahwa individu hendaknya hanya memiliki seorang atasan saja. Jika terlalu banyak atasan yang member perintah, hasil yang paling mungkin adalah kebingunan, perintah yang bertentangan dan pekerja yang frustasi, suatu situasi yang mungkin akan menimbulkan ketidakefisienan dan ketidak efektifan.
 Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum atau UU yang mendukung Kelancaran UKM

4.Hak Guna Paten (Franchising) dan Pemasaran Langsung dan Bentuk-bentuk Kepemilikan

5.Rencana-rencana Pemasaran